Senin, 05 Desember 2011

Pelatihan dan Pembinaan MGMP tingkat Bogor

Dalam rangka meningkatkan kualitas mutu pendidikan dinas kota bogor menyelenggarakan workshop yang bertemakan "Peningkatan kualitas mutu pendidikan melalui kegiatan pelatihan dan pembinaan MGMP SMP, SMA, SMK tingkat Kota Bogor tahun 2011".

Workshop ini diikuti sekitar 92 peserta dari seluruh perwakilan MGMP SMP, SMA dan SMK se-kota bogor. setiap satuan pelajaran diwakili oleh 3 orang peserta yang merupakan pengurus masing-masing MGMP.

MGMP TIK SMA Kota bogor sendiri diwakili oleh : Bpk R. Agung Dwi Haryuna dari SMAN 5 Bogor, S.Pd,  Bpk Rudi Anwar dari SMA Insan Kamil, ST dan Bpk Eris Novendra, S.Kom dari SMA Rimba. Kegiatan yang dilaksanakan selama 3 mulai dari tanggal 5 s.d 7 Desember ini mengagendakan pembuatan pembentukan pengurus, pembuatan AD/ART dan membuat program kerja 2012.

Jumat, 25 November 2011

Efektif Mengajar bagi Pemula

Ketika mengajar adalah hal yang kompleks dan karena murid-murid itu bervariasi, maka tidak ada cara tunggal untuk mengajar yang efektif untuk semua hal. Guru harus menguasai beragam perspektif dan strategi, dan harus bisa mengaplikasikannya secara fleksibel. Hal yang dibutuhkan dua hal utama yaitu: (1) Pengetahuan dan keahlian profesional; (2) komitmen dan motivasi.

Pengetahuan dan Keahlian Professional
Guru yang efektif menguasai materi pelajaran dan keahlian atau keterampilan mengajar yang baik. Guru yang efektif memiliki strategi pengejaran yang baik dab didukung oleh metode penetapan tujuan, perencanaan pengajaran, dan manajemen kelas. Mereka tahu bagaimana memotivasi, berkomunikasi, dan berhubungan secara efektif dengan murid-murid dari berbagai latar belakang kultural. Mereka juga mengetahui cara menggunakan teknologi yang tepat guna di dalam kelas. Berikut adalah masing-masing penjelasan dari beberapa kriteria di atas.

1. Penguasaan materi pelajaran
Guru yang efektif harus berpengetahuan, fleksibel, dan memahami materi. Tentu saja, pengetahuan subjek materi tidak hanya mencakup fakta, istilah, dan konsep umum. Ini juga membutuhkan pengetahuan dasar pengorganisasian materi, mengkaitkan berbagai gagasan, cara berpikir dan berargumentasi.

Learning Design dalam e-Learning

Dalam banyak referensi dijelaskan bahwa e-Learning merupakan kesatuan antara keunggulan teknologi elektronika dan metode pembelajaran untuk menjadikan penggunanya belajar (learning). Dengan demikian, untuk menyampaikan suatu pembelajaran melalui e-Learning kita harus mampu menggabungkan kedua hal tersebut, yaitu teknologi dan metode belajar.
Ungkapan “Contents is King” sering kita dengar dalam dunia e-Learning. Apabila kita tinjau ulang ungkapan tersebut memang ada benarnya, namun tidak selamanya benar. Apa maksudnya?
Betul bahwa sebuah sistem e-Learning tidak berarti apa-apa jika tidak memiliki konten. Namun di  sisi lain, sistem e-Learning yang berisi banyak konten pun tidak menjamin penggunanya ‘belajar’ melalui sistem yang dimaksud itu.
Dalam filosofi pendidikan, banyak aliran dan pendekatan yang menerangkan tentang bagaimana seseorang belajar, seperti kita ketahui terdapat pendekatan kognitivisme, behaviourisme, dan kontruktivisme. Dalam era e-Learning, ketiga pendekatan tersebut tidak lantas menjadi kadaluarsa dan harus digantikan. Justru setelah era e-Learning seorang guru/dosen/learning designer harus mampu mengadopsi pendekatan-pendekatan tersebut kedalam bentuk digital, inilah yang saya sebut ‘Learning Design dalam e-Learning’.
Learning design tidak serta merta berbicara masalah bagaimana membuat sebuah konten yang baik dan dipahami oleh penggunanya. Lebih dari itu, learning design akan berbicara hingga bagaimana menimbulkan kesadaran (awareness), daya tarik (attraction) dan pada akhirnya menimbulkan rasa ingin mengadopsi (adoption) e-Learning yang dikembangkan.